13 Agustus 2011

Tawa Sebagai Obat

Telah berabad-abad dikatakan bahwa tawa adalaha obat terbaik, tetapi sampai sekarang kita tidak begitu percaya dengan gagasan ini. Para dokter lebih memilih menggunakan pil, bedah, atau cara-cara invasif lain untuk menyembuhkan penyakit. Saat orang menderita sakit, mereka hampir tidak mungkin tertawa, dan tertawa terbahak-bahak tampaknya sangat tidak pantas dilakukan di ruang inap rumah sakit.

Itulah keyakinan yang dihayati masyarakat. Tetapi sekarang para dokter mulai mengetahui bahwa senyum dan tawa sungguh-sungguh membantu penyembuhan orang sakit, sementara wajah murung dapat memperpanjang sakit.

Alasannya adalah ketika orang tersenyum dan tertawa, mereka tidak takut. Mustahil tertawa dan takut secara bersamaan, sebab satu tindakan menyingkirkan tindakan lain. Orang makin bisa menerima bahwa ada banyak penyakit yang berasal dari takut. Semua stres yang berlebihan yang disebabkan rasa takut, dan stres ini nanti akan menyebabkan ketidak seimbangan dalam tubuh yang bisa mengarah pada kerusakan sistem.

Ketika hormon-hormon stres terus-menerus dihasilkan secara berlebihan, sistem kekebalan tidak dapat bekerja dengan benar, dan tubuh rentan pada segala macam infeksi. Senyum dan tawa dapat menjadi senjata ampuh untuk menghancurkan rasa takut dan stres. Orang-orang yang sengaja tersenyum kapanpun situasi memungkinkan akan terbantu untuk merasa santai dan tenang.

Akan tetapi, nilai terapis (penyembuhan) dari tersenyum tidak hanya berlaku untuk orang yang tersenyum itu saja. Senyum dan tawa bisa menular, dan orang tang tersenyum bisa mengubah perasaan hati orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang yang banyak tersenyum tidak hanya menjaga kesehatan dirinya sendiri, tetapi turut membantu menyehatkan orang lain.

Tertawa dapat menggerakkan perubahan-perubahan fisiologis yang berdampak jauh seperti meningkatkan pencernaan, menenangkan dan menstabilkan seluruh sistem tubuh, dan meningkatkan sirkulasi.